Transaksi Pasar Kuliner ''Djadjanan Ndeso'' Desa Lerep Tembus Rp 8 Juta

ALUNAN gamelan yang dimainkan kelompok karawitan Lentera Budaya Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, terdengar pelan dan menenteramkan sanubari. Para niyaga yang merupakan ibu-ibu PKK, perangkat desa, dan warga Desa Lerep itu menyambut hangat para pengunjung Pasar Kuliner ''Djadjanan Ndeso'' tempo dulu di Desa Wisata Lerep, Minggu (12/11/23) pagi. Kelompok seni tari Beksan Nyawiji Desa Lerep pun turut menyemarakkan panggung seni yang berada di lokasi jajanan ndesa kompleks Embung Sebligo itu.

Para ibu PKK dan warga Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, yang tergabung dalam grup Lentera Budaya menabuh gamelan menyambut pengunjung Pasar Kuliner Desa Wisata Lerep.

''Para pengunjung saat ini rata-rata 800-an orang dari berbagai desa/ kecamatan baik dari Desa Lerep maupun luar desa. Bahkan ada yang dari luar Kabupaten Semarang. Mereka rata-rata rindu dengan menu atau penganan khas tempo dulu yang kini sulit ditemukan,'' kata Ketua Pasar Kuliner Desa Lerep, Hasanudin.

Dijelaskan, Pasar Kuliner makanan dan minuman tradisional itu digagas oleh Kades Lerep Sumariyadi ST. Operasional pasar kuliner mulai tahun 2019. Lantaran ada pandemi Covid-19, pada 2020-2021 pasar kuliner itu tak beroperasi. ''Setelah pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pasar kuliner kembali dibuka setiap hari pasaran jawa Minggu Pon. Antusiasme masyarakat luar biasa. Pengunjung tembus 3.000-an orang. Transaksi mencapai Rp 30 juta hingga Rp 40-an juta saat itu,'' kata Hasanudin.

Seiring berjalannnya waktu, banyak desa lain membuat pasar kuliner tradisional serupa. Dan berkat kekompakan serta semangat gotong-royong warga Desa Lerep, pasar kuliner jajanan ndesa ini tetap bertahan dengan 30 lapak yang disediakan Pemerintah Desa Lerep. ''Kini, setiap buka Minggu Pon pukul 07.00 hingga 11.00, nilai transaksi di angka Rp 8 juta. Pasar kuliner ini menyerap semua potensi usaha olahan makanan-minuman dan hasil pertanian rakyat,'' tutur pria yang biasa disapa Pak Din itu.  

Aneka menu tradisional tempo dulu yang tersaji dalam kuliner Desa Lerep itu di antaranya sega iriban, sega tonjok, dawet nganten, dawet durian, lotek, lotis, sega jagung urap, aneka bubur, gemblong bacem, minuman khas jahe aren, kopi lanang, kopi excelsa Indrokilo, dan aneka makanan ringan lainnya. Selain kelompok karawitan dan seni tari, Desa Lerep juga memiliki kelompok musik anak-anak muda yang juga ditampilkan menghibur pengunjung.

Para pengunjung menikmati jajanan desa yang dijual dalam Pasar Kuliner Desa Wisata Lerep

Sriatun, pengelola lapak kopi khas hasil produksi Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Indrokilo, Desa Lerep, mengaku senang dengan keberadaan Pasar Kuliner Jajanan Ndesa. ''Dulu sebelum ada pasar