Sentra Oleh-oleh Khas Karangbolo

UNGARAN - Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, dalam dua dekade terakhir dikenal sebagai sentra penghasil penganan olahan khas aneka keripik dan peyek. Oleh-oleh khas Karangbolo itu, kini juga menjadi paket wisata unggulan Desa Lerep. Banyak wisatawan luar daerah dipandu berbelanja di perkampungan penduduk yang tak jauh dari alun-alun lama Ungaran tersebut. Dengan adanya Desa Wisata Lerep (DWL) sejak 2019, sentra oleh-oleh Karangbolo semakin ramai dikunjungi wisatawan.

Setidak-tidaknya, saat ini sekitar 50 warga Karangbolo yang tersebar di tiga RT menekuni usaha yang sudah ada sejak 35 tahun silam. Adalah Aminah (68), warga Karangbolo mengatakan, sejak 35 tahun lampau, dia sudah menggoreng peyek tumpi kacang hijau, keripik tempe, dan peyek kacang tanah. ‘’Saya yang pertama mencoba usaha ini di Karangbolo. Dulu saya jual dengan jalan berkeliling Ungaran. Nasi goreng Jaikem dan Misdi saat itu hampir setiap hari minta disetori peyek dan keripik,’’ kenang Aminah, Selasa (14/11/2023) sore.

Dia berkisah, dengan menekuni usaha oleh-oleh tersebut Aminah bersama suami membesarkan dan menyekolahkan keempat buah hatinya. ‘’Kini saya dibantu anak bungsu. Tiga anak saya lainnya sudah berumah tangga dan tinggal di rumah mereka masing-masing,’’ ucap Aminah. Kini, produk yang dijual di rumahnya semakin variative meliputi intip, peyek teri, peyek kacang, keripik tales, keripik singkong, tumpi kacang, widaran, peyek kacang, unthuk cacing, kembang goyang, keripik pare, dan lainnya. ‘’Sebagian barang titipan dari keponakan dan saudara,’’ imbuhnya.

Pelaku usaha aneka peyek dan keripik Karangbolo, Saproah (57) menambahkan, dengan banyaknya kunjungan ke Desa Wisata Lerep memberi dampak positif terhadap usahanya. ‘’Belum lama ini dari Wonogiri ada 55 orang ke tempat saya. Alhamdulillah mereka memborong macam-macam. Ada peyek tumpi kacang hijau, peyek kacang tanah, tumpi rebon, keripik bayam, dan keripik tempe,’’ tutur dia saat dijumpai sedang menggoreng peyek tumpi kacang hijau.

 

Saproah berkisah, serius menekuni usaha tersebut sejak tahun 2000. Sebab, sebelumnya dia pernah bekerja di Saudi Arabia. ‘’Awalnya ya saya jualan peyek dan keripik keliling. Tapi saat ini sudah banyak pusat oleh-oleh di Semarang yang ambil ke rumah saya atau saya kirim ke Semarang,’’ paparnya.

Menurut Saproah, untuk tetap eksis dan dipercaya pelanggan dalam kompetisi bisnis ini, dia melakukan inovasi dan pengembangan produksi. ‘’Misal, dalam satu kilo adonan harus butuh lima telur ayam supaya rasa peyeknya enak, ini saya lakukan,’’ ucapnya. Dia tak bisa secara pasti mencatat omzet setiap bulan. ‘’Karena sering misalnya pusat oleh-oleh di Semarang pesan 300 bungkus peyek tumpi kacang hijau yang memang paling laris. Mereka transfer dulu sebelum barang dikirim,’’ tegas dia yang hingga kini masih aktif menggoreng peyek dan keripik.

Menurut Saproah, hingga kini ada 50 warga membuka industri rumah tangga peyek dan keripik khas Karangbolo. Warga yang dulunya pekerja di perusahaan garmen sebagian beralih ke usaha pembuatan oleh-oleh khas Karangbolo tersebut. ‘’Rezeki sudah diatur oleh Allah Swt. Saya yakin semua diberi rezeki,’’ kata Saproah. () 

Pelaku usaha oleh-oleh aneka peyek dan keripik khas Karangbolo, Saproah (57), memproduksi penganan olahan dengan brand ‘’Selera’’ di Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Selasa (14/11/2023).

 Aminah (68) yang telah 35 tahun menggeluti usaha produksi penganan peyek dan keripik khas Karangbolo melayani pembeli di Dusun Karangbolo, Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Selasa (14/11/2023).