PEMDES LEREP GELAR PELATIHAN SAPTA PESONA WISATA MELALUI STUDI TIRU DI DESA WISATA NGADAS, MALANG

Ngadas, Malang – 5 Juli 2025 – Pemerintah Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, terus menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan potensi pariwisata berbasis masyarakat. Salah satu upaya strategis yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan Pelatihan Sapta Pesona Wisata melalui studi tiru ke Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, pada Sabtu, 5 Juli 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh rombongan yang terdiri dari perwakilan Perangkat Desa, BPD, Tim Penggerak PKK, BUMDes, Pokdarwis, BABINKAMTIBMAS, BABINSA, dan unsur pemuda dari Karang Taruna. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kapasitas kelembagaan desa dalam menciptakan destinasi wisata yang aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan—tujuh unsur utama dalam konsep Sapta Pesona.

Desa Ngadas dikenal luas sebagai salah satu desa wisata terbaik di Jawa Timur, yang berhasil menerapkan Sapta Pesona secara konsisten dalam pengelolaan pariwisata. Terletak di lereng Gunung Bromo dan dikelilingi keindahan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ngadas menjadi percontohan nasional dalam membangun pariwisata berbasis kearifan lokal dan pelibatan aktif masyarakat.

Peserta pelatihan dari Desa Lerep mendapatkan materi langsung dari pengelola Pokdarwis dan pemerintah desa Ngadas mengenai implementasi Sapta Pesona di destinasi mereka. Termasuk di dalamnya strategi menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, peningkatan kapasitas SDM dalam pelayanan wisata, serta pembentukan budaya ramah terhadap wisatawan.

“Kami banyak belajar bagaimana suasana desa bisa memengaruhi kesan tamu. Sapta Pesona bukan sekadar slogan, tapi harus menjadi perilaku warga setiap hari,” ujar salah satu peserta dari Pokdarwis Lerep.

Materi Pelatihan: Dari Konsep ke Praktik

Pelatihan ini tidak hanya berupa teori, tetapi juga observasi langsung ke lapangan. Para peserta diajak melihat bagaimana homestay, jalur trekking, pusat informasi wisata, dan tempat ibadah dijaga dalam kondisi bersih dan tertib. Materi yang diberikan mencakup:

  • Penerapan Sapta Pesona dalam layanan wisata harian.

  • Peran warga sebagai “duta wisata” di lingkungan masing-masing.

  • Strategi promosi wisata berbasis pengalaman.

  • Penguatan sinergi antar lembaga desa dalam menciptakan kenyamanan wisatawan.

  • Cara menciptakan “kenangan positif” bagi tamu agar kembali lagi ke desa wisata.

Kegiatan juga diisi dengan sesi diskusi dan tanya jawab seputar kendala lapangan serta solusi nyata yang pernah diterapkan oleh Desa Ngadas.

Pelatihan ini turut memperkuat sinergi antar lembaga desa. PKK berkomitmen mendukung kebersihan dan keindahan lingkungan serta kuliner lokal sebagai bagian dari atraksi wisata. BUMDes menyatakan siap mengelola program homestay dan layanan reservasi yang mendukung kenyamanan dan keamanan wisatawan. Karang Taruna fokus pada promosi digital dan penyambutan tamu muda-mudi.

BABINKAMTIBMAS dan BABINSA menekankan pentingnya keamanan sebagai elemen dasar Sapta Pesona. Mereka juga mengapresiasi pendekatan gotong royong yang dilakukan masyarakat Ngadas dalam menjaga keamanan kawasan wisata secara mandiri namun efektif.

“Sapta Pesona tidak hanya menjadi urusan dinas pariwisata. Ini adalah budaya desa yang harus dibangun bersama,” tegas Kepala Desa Lerep dalam refleksi penutup kegiatan.

Menuju Desa Wisata yang Humanis dan Berkesan

Studi tiru ini diharapkan menjadi pemantik semangat bagi Desa Lerep untuk memperkuat identitasnya sebagai desa wisata yang tidak hanya indah secara alam, tetapi juga bersahabat secara sosial dan budaya. Pemdes Lerep berencana menindaklanjuti pelatihan ini dengan menyusun rencana aksi penerapan Sapta Pesona secara menyeluruh di kawasan wisata desa, termasuk pelatihan rutin bagi pelaku wisata, pengelolaan sampah terpadu, serta peningkatan kapasitas pelayanan warga.

“Kami tidak hanya ingin menarik wisatawan datang, tapi juga menciptakan kenangan yang membuat mereka ingin kembali,” ujar Ketua Pokdarwis Lerep di akhir sesi kunjungan.

Dengan kegiatan ini, Desa Lerep menegaskan bahwa pembangunan pariwisata bukan hanya soal fasilitas, tetapi tentang pengalaman dan nilai-nilai lokal yang melekat dalam setiap interaksi. Sapta Pesona bukan hanya tujuan, tetapi cara desa menyambut dunia.