
PEMDES LEREP GELAR PELATIHAN PENGELOLAAN HOMESTAY MELALUI STUDI TIRU DI DESA WISATA NGADAS, MALANG
Ngadas, Malang – 4 Juli 2025 – Pemerintah Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, terus menunjukkan komitmennya dalam pengembangan sektor pariwisata berbasis masyarakat. Pada Jumat, 4 Juli 2025, Pemdes Lerep menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan Homestay melalui kegiatan studi tiru ke Desa Wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, yang dikenal sebagai salah satu desa wisata terbaik di Indonesia dalam pengelolaan homestay berbasis budaya dan kearifan lokal.
Kegiatan ini diikuti oleh rombongan perwakilan dari berbagai elemen desa, antara lain Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Tim Penggerak PKK, pengurus BUMDes, Pokdarwis, BABINKAMTIBMAS, BABINSA, serta pemuda dari Karang Taruna. Studi tiru ini bertujuan untuk menimba ilmu secara langsung dari praktik lapangan tentang bagaimana mengelola homestay secara profesional, berkelanjutan, dan tetap berakar pada potensi lokal.
Belajar dari Desa Wisata Ngadas
Dipilihnya Desa Ngadas sebagai lokasi studi tiru bukan tanpa alasan. Desa yang terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini dikenal berhasil mengembangkan homestay sebagai pilar utama ekonomi desa melalui konsep “tinggal bersama warga”. Homestay di Ngadas tidak hanya menawarkan tempat menginap, tetapi juga pengalaman budaya, kuliner, dan gaya hidup lokal yang khas.
Selama pelatihan, peserta diajak berkeliling melihat langsung pengelolaan homestay milik warga, mulai dari aspek kebersihan, pelayanan tamu, pemesanan online, hingga pembagian hasil secara adil antara pengelola dan pemilik rumah. Tak hanya itu, peserta juga mengikuti sesi dialog bersama pengurus Pokdarwis dan BUMDes Ngadas mengenai regulasi desa, sistem manajemen tamu, dan paket wisata berbasis homestay.
“Kami banyak belajar bagaimana desa bisa membangun citra wisata lewat homestay yang dikelola serius tapi tetap mempertahankan karakter lokal,” ujar salah satu pengurus Pokdarwis Lerep.
Materi Pelatihan: Manajemen dan Etika Layanan
Dalam sesi kelas, pelatihan juga membahas materi teknis seperti:
-
Standar minimal fasilitas homestay yang sesuai dengan regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
-
Etika melayani tamu, termasuk komunikasi dasar, keramahan, serta bagaimana menangani keluhan wisatawan.
-
Sistem reservasi dan promosi digital, termasuk penggunaan platform daring untuk menjangkau wisatawan lokal dan mancanegara.
-
Kolaborasi antara pemilik homestay, desa wisata, dan BUMDes dalam memastikan mutu layanan tetap terjaga.
Selain itu, dibahas juga pentingnya pelatihan berkala kepada pemilik rumah dan keterlibatan pemuda desa untuk mendukung kegiatan operasional, pemasaran, serta menjadi pemandu wisata lokal.
Sinergi Lembaga Desa: Semua Bergerak Bersama
Kegiatan ini disambut antusias oleh seluruh peserta. PKK menyatakan siap mendampingi warga dalam hal kebersihan homestay dan pelatihan menu lokal. BUMDes akan berperan sebagai pengelola sistem reservasi terintegrasi dan manajemen keuangan. Karang Taruna siap terlibat dalam promosi digital dan penyediaan konten media sosial yang menarik.
BABINKAMTIBMAS dan BABINSA juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan sebagai bagian dari pelayanan homestay. Sementara BPD dan perangkat desa akan menyusun kebijakan pendukung, seperti peraturan desa tentang tata kelola usaha homestay yang berbasis pemberdayaan warga.
“Pariwisata bukan sekadar menerima tamu. Ini soal memperkenalkan nilai-nilai desa dan memperkuat ekonomi masyarakat,” tegas Kepala Desa Lerep dalam sesi penutup pelatihan.
Melalui pelatihan dan studi tiru ini, Pemdes Lerep berharap dapat mereplikasi model sukses pengelolaan homestay seperti di Desa Ngadas, dengan penyesuaian terhadap karakter dan potensi lokal Desa Lerep. Sebagai desa wisata yang terus tumbuh, homestay menjadi kebutuhan penting untuk mendukung kunjungan wisatawan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi warga.
Rencananya, hasil dari pelatihan ini akan segera ditindaklanjuti dengan pelatihan lanjutan di tingkat desa, pendampingan teknis oleh BUMDes, serta sertifikasi homestay bagi warga yang siap menerima tamu.