
PEMDES LEREP GELAR PELATIHAN DAN STUDI TIRU PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA WISATA JAMBU, KABUPATEN KEDIRI: FOKUS PENGEMBANGAN BUDIDAYA ALPUKAT
Kediri, 4 Juli 2025 – Pemerintah Desa (Pemdes) Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, terus berkomitmen mengembangkan potensi desa melalui program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Pekarangan dan Studi Tiru di Desa Wisata Jambu, Kecamatan Kayen, Kabupaten Kediri, pada Kamis, 4 Juli 2025.
Kegiatan ini melibatkan perwakilan dari berbagai elemen kelembagaan desa, antara lain Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Tim Penggerak PKK, pengurus BUMDes, Pokdarwis, BABINKAMTIBMAS, BABINSA, serta pemuda dari Karang Taruna. Keikutsertaan lintas sektor ini mencerminkan semangat kolaborasi dalam mewujudkan visi desa yang mandiri, hijau, dan produktif.
Studi Tiru di Desa Wisata Jambu: Belajar dari yang Sudah Berhasil
Dipilihnya Desa Wisata Jambu bukan tanpa alasan. Desa ini dikenal sebagai salah satu percontohan sukses dalam pemanfaatan pekarangan produktif yang dikombinasikan dengan potensi wisata berbasis pertanian. Desa Jambu telah memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah warga untuk menanam berbagai jenis tanaman buah dan hortikultura bernilai ekonomi tinggi, salah satunya adalah pohon alpukat.
Selama kegiatan studi tiru, para peserta dari Desa Lerep tidak hanya mendapat materi teoritis, tetapi juga terjun langsung melihat praktik budidaya alpukat yang dikelola oleh kelompok tani dan warga setempat. Peserta belajar bagaimana memanfaatkan pekarangan rumah maupun lahan kosong desa untuk ditanami pohon alpukat unggulan.
Fokus Pelatihan: Budidaya dan Penyambungan Tanaman Alpukat
Hasil paling signifikan dari pelatihan ini adalah peningkatan pemahaman peserta tentang teknik budidaya alpukat secara profesional. Materi yang diberikan meliputi:
-
Pemanfaatan lahan untuk kebun alpukat: Peserta diajarkan bagaimana memilih lokasi, mengelola tanah, serta menyusun pola tanam alpukat yang baik dan berkelanjutan, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun komersial.
-
Perawatan dan penjualan bibit alpukat: Peserta mendapat pelatihan tentang cara merawat bibit alpukat agar tumbuh optimal, termasuk cara penyiraman, pemupukan, serta penanganan hama. Selain itu, mereka juga belajar strategi pemasaran bibit alpukat yang bernilai jual tinggi di pasaran.
-
Teknik perbanyakan tanaman melalui setek, okulasi, dan sambung pucuk: Ini menjadi bagian paling menarik bagi peserta. Praktik langsung dilakukan dengan pendampingan dari petani ahli di Desa Jambu. Peserta belajar menyambung batang bawah dan atas dari varietas alpukat unggulan untuk menghasilkan bibit berkualitas dengan produktivitas tinggi.
“Kami sangat antusias belajar teknik okulasi dan penyambungan pohon alpukat. Ini sangat bermanfaat, apalagi kami sudah memiliki lahan yang siap ditanami di Desa Lerep,” ujar salah satu anggota Karang Taruna Lerep.
Langkah Lanjut: Penerapan di Desa Lerep
Kepala Desa Lerep menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan awal dari langkah besar untuk membangun ketahanan pangan dan ekonomi desa berbasis pertanian modern. Ia menegaskan bahwa hasil pelatihan tidak akan berhenti sebagai wacana, tetapi segera ditindaklanjuti dengan implementasi nyata di tingkat dusun.
“Kami berencana mengembangkan kebun alpukat di lahan milik desa dan menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing. Selain meningkatkan ketersediaan pangan, kami juga ingin membuka peluang ekonomi baru dari penjualan buah dan bibit alpukat,” jelasnya.
BUMDes Lerep juga siap mendukung pengembangan ini, baik dari sisi pendanaan awal, pengelolaan kebun desa, maupun sebagai mitra pemasaran hasil produksi bibit. Sementara PKK dan Karang Taruna akan berperan dalam sosialisasi dan pendampingan teknis kepada warga.
Penutup
Kegiatan pelatihan dan studi tiru ini membuktikan bahwa pembangunan desa tidak harus dimulai dari skala besar. Langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dan berbasis potensi lokal, seperti pengelolaan pekarangan untuk kebun alpukat, bisa memberikan dampak besar bagi kemajuan dan kemandirian desa.
Dengan semangat gotong royong, inovasi, dan keberanian belajar dari desa lain, Desa Lerep terus menata langkah menuju desa yang lebih hijau, produktif, dan berdaya saing di masa depan.