
Outbound, Camping hingga Gathering di Desa Wisata Lerep
- Pokdarwis
Rukun Santoso Integrasikan Seluruh Paket wisata
SEJUMLAH anak
siswa-siswi Sekolah Dasar tampak ceria saat hendak naik kerbau pembajak sawah
di kompleks Pokdarwis Rukun Santoso Desa Wisata Lerep di Dusun/ Desa Lerep,
Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Senin (13/11/2023). Secara bergantian, dua
anak diajak menaiki alat pembajak sawah tradisional yang ditarik dua ekor
kerbau. Setelah itu, mereka merasakan sensasi menanam padi yang sebelumnya tak
pernah dilakukan. Ya, puluhan siswa SD tersebut mengikuti edukasi cocok tanam
di area sawah yang disediakan Pokdarwis Rukun Santoso. Mereka disambut ramah
oleh para pengurus Pokdarwis yang mengenakan busana adat Jawa.
Ketua Kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis) Rukun Santoso, Daniel Bayu Anggara mengatakan,
outbound di alam persawahan tersebut merupakan bagian dari edukasi outing class
atau pendidikan luar kelas.
''Pokdarwis
sebagai pelaksana program paket wisata Desa Wisata Lerep (DWL). Kami
mengintegrasikan seluruh potensi di desa ini menjadi produk wisata. Tugas
Pokdarwis memasarkan semua potensi produk dalam sebuah paket,'' kata Bayu saat
menerima tamu di Pokdarwis tersebut. Ditambahkan, di Desa Lerep ada tiga
pokdarwis yakni di Dusun Soka, Indrokilo, dan Lerep, yang dipusatkan di Dusun Lerep.
''Kami saling koordinasi dan kerja sama.''
Dijelaskan,
pihaknya juga melayani perjalanan paket wisata. Menurut Bayu Anggara, Pokdarwis
memanfaatkan lahan menjadi titik kumpul semua tamu yang datang. ''Ada sejumah
bangunan joglo, tempat outbound, gathering, dan camping. Toilet juga cukup
memadai. Ada pula sasana boga atau tempat makan. Joglo pertemuan bisa untuk 50
orang dan 100 orang. Ada kolam keceh. Lalu, edukasi pertanian dan peternakan.
Outbound cocok tanam sawah dan naik kerbau,'' papar Bayu. Ada Papan Pasinaon
yang dikhususkan bagi anak belajar melukis dan mewarnai, sambil diberikan
pengantar cerita asal muasal Desa Lerep.
Bayu Anggara
menambahkan, Pokdarwis Rukun Santoso bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani
(KWT) dan kelompok seni tari Beksan Nyawiji Desa Lerep. Selain itu, ada
Angklung Wisler Pucer (Wisata Lerep Punya Cerita) dan gejlok lesung Indrokilo.
''Welcome dance di DWL sudah terdaftar di Haki, yakni tari caping gangsing.
Kami ajak tamu datang dan menari. Ini keunggulannya,'' ucapnya. Dikatakan, daya
tarik lainntya di DWL ini adalah aneka welcome drink. ''Ada wedang pala, serta
seduhan teh daun kopi dan cincau yang rasanya enak dan segar di badan,''
tuturnya. Menurut Bayu, pengunjung juga bisa memilih menu minuman
Dikatakan, kerja
sama dengan KWT lebih pada edukasi cara membuat permen susu, pembibitan lele,
dan sebagainya. Kerja sama dengan warga juga dilakukan seperti edukasi
pengolahan sampah di Dusun Soka dan Lorog. ''Untuk kunjungan produksi aneka
keripik kami ajak ke Dusun Karangbolo, Desa Lerep. Pembuatan gula arean dan
kopi di Dusun Indrokilo. Kami juga bekerja sama dengan warga menyediakan
homestay untuk pengunjung yang bermalam. Sudah ada 31 homestay yang
bersertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, dan environment sustainable),''
paparnya.
Bayu mengatakan,
tingkat kunjungan wisata setiap bulan ke Pokdarwis Lerep tersebut rata-rata
seminggu empat rombongan. ''Dalam satu bulan 15 hingga 20 rombongan. Ini untuk
paket kunjungan. Yang ke Pokdarwis Rukun Santoso ini kebanyakan instansi
pendidikan PAUD dan SD. Ada juga SMP hingga anak kuliah. Dari segi kurikulum,
DWL ini sangat mendukung,'' ujarnya. Selain anak sekolah, banyak pihak seperti
SKPD, BUMN, dan masyarakat umum menggunakan lahan area Pokdarwis Lerep itu
untuk outbound, camping, rapat, seminar, gathering, arisan, reuni, dan
refreshing. ''Di sini bisa menampung maksimal 200 orang.''
Dengan adanya
Pokdarwis tersebut, kata dia, berdampak bagus bagi warga. Secara ekonomi,
keberadaan DWL menambah pendapatan ekonomi warga. Pemandu wisata, warga yang
berjualan di sekitar lokasi Pokdarwis, cathering, homestay, kelompk seni, KWT,
dan pengurus Pokdarwis merasakan manfaat secara ekonomi.
''KWT juga
memiliki paket edukasi cara membuat permen susu,'' ucapnya.
Secara sosial,
Pokdarwis DWL ini juga membawa manfaat positif. Warga dan perangkat desa
menjadi lebih guyub memberikan pelayanan untuk semua tamu. ''Kerukunan warga makin meningkat. Warga
semakin ramah, Budaya tradisi semakin terawat. Misal budaya iriban saat ini
makin banyak warga yang ikut. Iriban ini menjadi paket wisata. Anak-anak muda
juga semakin peduli dengan desanya,'' jelas Bayu.
Bayu
mengisahkan, perjuangan awal membentuk Pokdarwis Rukun Santoso berawal dari
iuran para pengurus. Saat ini ada 30 pengurus Pokdarwis. Setiap ada event atau
kunjungan, 10-15 pengurus bertugas menerima tamu. ''Iuran dituangkan dalam
bentuk investasi. Total pembagian 15 sampai 40 persen. Yang tanam modal Rp 1
juta emndapat 400 ribu di tahun pertama. Selanjutnya tahun kedua dan ketiga, modal
kembali,'' tandasnya. Hingga kini, nilai transaksi Pokdarwis Rukun Santoso dari
kunjungan wisatawan rata-rata Rp 60 juta hingga Rp 80 juta per bulan.
''Pengurus dibayar setiap ada event. Kami juga mendaftarkan ke BPJS
Ketenagakerjaan untuk semua pengurus BPJS,'' imbunya.
Menurut Bayu,
saat ini Pokdarwis tersebut sedang mendaftar ke Kemenkumham agar punya legal
formal, memiliki rekening dan NPWP sendiri. ()