
Kampung Alpukat Tegalrejo: Menyatukan Komunitas dan Menciptakan Kesempatan Baru
Dusun Tegalrejo merupakan salah satu dusun di Desa Lerep yang terkenal dengan julukan “Kampung Alpukat”. Buah kaya nutrisi ini nyatanya dapat menyatukan warga di Dusun Tegalrejo. Alpukat, buah yang dikenal dengan kandungan gizinya yang tinggi dan tekstur lembutnya, telah lama menjadi bagian penting dari kuliner dunia. Maka tak heran jika alpukat mulai menarik perhatian para petani lokal yang melihat potensi besar dari buah ini. Pada awalnya alpukat hanya dipandang sebagai salah satu komoditas ekonomi yang memiliki nilai jual tinggi. Namun ini semua berubah seiring kesadaran masyarakat Tegalrejo akan potensi dari Alam yang mereka miliki dan buah alpukat itu sendiri.
Ini bermula pada masa pandemi Covid-19, Pemerintah Jawa Tengah mengadakan program yang disebut “Jogo Tonggo” sebagai bagian upaya untuk memperkuat semangat gotong royong dan solidaritas masyarakat di tingkat lokal. Sebagai bagian dari program Jogo Tonggo terdapat upaya ketahanan pangan yang bertujuan meningkatkan produksi pangan, mengurangi ketergantungan pasokan pangan eksternal, dan memastikan bahwa setiap orang mendapatkan ke makanan yang bergizi.
Dari sinilah masyarakat memilih alpukat sebagai tanaman pertahanan pangan melihat manfaat dan potensi alpukat. Penanaman untuk program Jogo Tonggo sendiri pada saat itu sebanyak lebih dari 100 bibit. Masyarakat mulai banyak yang menanam dan menyadari akan kelebihan dari alpukat itu sendiri. Ini diwujudkan dengan dibangunnya Tugu Alpukat Tegalrejo. Monument ini dibangung oleh masyarakat Tegalrejo dengan semangat gotong-royong. Tugu Alpukat Tegalrejo memiliki banyak makna tidak hanya sebagai simbolisasi kebersamaan namun juga mendatangkan harapan baru. Dari monumen inilah datanglah semangat dan ide-ide baru untuk dusun Tegalrejo memajukan dusun mereka dengan identitas baru sebagai Kampung Alpukat.
Pada awal tahun 2024, Dusun Tegalrejo mendapatkan bantuan dari PT PELNI sebanyak 1000 bibit. Dari jumlah tersebut, 600 bibit diserahkan pada warga untuk ditanam di lahan pribadi mereka, sementara 400 ditanam di Tanah Bengkok milik desa. Di Tanah Bengkok ini menjadi kebun alpukat, yang mana didalamnya tidak hanya ada berbagai jenis alpukat, namun juga tanaman lainnya yang ditanam disana, menjadikan Tanah Bengkok sebagai kebun alpukat yang kaya akan keberagaman.
Saat ini, Kampung Alpukat Tegalrejo terus berupaya mengembangkan dirinya sebagai bagian dari Desa Wisata Lerep dengan fokus pada agrowisata dan edukasi. Kebun alpukat yang dikelola bersama oleh masyarakat desa ini nantinya akan menjadi menjadi milik bersama yang manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh warga. Tanaman alpukat telah menyadarkan akan pentingnya kerja sama dan menginspirasi generasi mudanya untuk menjadi Petani Milenial yang dapat memanfaatkan pengetahuan dan kekayaan alam yang mereka miliki. Dengan terus belajar dan beradaptasi, mereka berusaha untuk memanfaatkan peluang masa depan dan tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Kampung Alpukat memanfaatkan media sosial untuk senantiasa mendorong masyarakat mengembangkan keterampilan bertani dan memanfaatkan potensi alam yang ada. Dengan mengubah pandangan tentang industri pertanian, kampung ini berupaya menjadikannya sebagai eduwisata yang memberikan edukasi dan pengalaman berharga kepada pengunjung. Harapan ini tentunya memerlukan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat untuk terwujud dengan sukses.